Rabu, 06 April 2011

TIA SARAH (224108092)



ALAT ANALISIS FISHBONE DIAGRAM


PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) SINGAPORE AIRLINES DI DIVISI LOST AND FOUND PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2010

Disusun Oleh,
TIA SARAH
224108092

TUGAS SEMINAR
KELAS B

A.      Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan, harga, dan promosi. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat tersebut salah satu perusahaan penerbangan yang mencoba mempromosikan produknya dengan cara meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, terutama terhadap penumpangnya contohnya Singapore Airlines (SQ).
Singapore Airlines merupakan salah satu maskapai yang menjadi anggota IATA yang beranggotakan sedikitnya 240 maskapai penerbangan. Untuk menunjang aktivitas kegiatan penerbangan, tentunya Singapore Airlines memerlukan mitra yang dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional di darat, seperti menangani bagasi, penumpang, cargo, dan pos atau yang sering disebut dengan perusahaan ground handling.
Ground handling merupakan suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasi. Cargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di bandar udara, baik untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan (arrival). Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat mengetahui ruang lingkup dan batasan pekerjaan ground handling yaitu pada fase  Pre Flight  dan Post Flight yaitu penanganan penumpang dan pesawat selama berada di bandar udara.
PT. Jasa Angkasa Semesta atau lebih sering dikenal dengan PT. JAS merupakan salah satu perusahaan ground  handling yang memiliki bisnis utama sebagai pelaksana dan pendukung kegiatan penerbangan di kawasan bandar udara yang sesuai dengan standar pelayanan ground handling yang dikeluarkan oleh IATA (International Air Transport Association).
Salah satu pelayanan terhadap penumpang berarti juga pelayanan terhadap barang bawaan penumpang (bagasi). Bagasi penumpang harus dikelola dengan sebaik mungkin karena berhubungan langsung dengan kepuasan konsumen dan agar tidak terjadi kekeliruan didalam penanganannya seperti kehilangan, kerusakan, tertinggal di bandar udara, dan terbawa di pesawat dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut maka penumpang yang mengalami kejadian seperti di atas harus segera melapor kepada bagian yang terkait yaitu unit lost and found di Airport agar dapat segera ditindaklanjuti. Kasus-kasus yang terjadi dapat dikelompokan sebagai berikut : (a) Missing baggage dengan kode AHL; (b) On Hand Baggage dengan kode OHD; (c) Damage pilferage baggage  (Damage/Pilferage) dengan kode DPR
Salah satu kasus yang sering terjadi di unit lost and found adalah missing baggage (AHL), untuk itu berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji atau menganalisis lebih lanjut dan mengemukakan kasus missing baggage (AHL) tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul : “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) SINGAPORE AIRLINES DI DIVISI LOST AND FOUND PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2010”.

B.       Perumusan Masalah
1.         Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut:
a.         Terbatasnya fasilitas peralatan Ground Handling.
b.        Lambatnya pengawasan petugas dalam hal penanganan bagasi penumpang.
c.         Sumber Daya Manusia yang tidak terampil dibidangnya.
d.        Sering terjadinya kehilangan bagasi atau missing baggage (AHL).
2.         Batasan Masalah
Masalah utama penelitian ini sering terjadinya kehilangan bagasi atau missing baggage (AHL) sebagai variabel yang dijelaskan (karakteristik akibat) yang dibatasi mencari faktor-faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines (sebagai variabel yang menjelaskan atau faktor sebab),  pada divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta tahun 2010.
3.         Pokok Permasalahan
Berdasarkan  batasan  masalah di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a.         Bagaimana tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010?
b.        Apa faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010?
c.         Apa akar penyebab masalah terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektip dari divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta?
C.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan berbagai penelitian yang semuanya bertujuan :
a.         Untuk mengetahui tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010.
b.        Untuk mengetahui  faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010.
c.         Untuk mengetahui akar penyebab masalah dari terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektip dari divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta.
2.         Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan tertentu antara lain :
a.         Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam mempelajari bagaimana penanganan bagasi penumpang yang dilakukan PT. Jasa Angkasa selaku ground handling company terhadap kehilangan bagasi sekaligus untuk memenuhi persaratan akademik dalam rangka mendapatkan  gelar sarjana ekonomi pada STMT TRISAKTI.
b.        Bagi PT. Jasa Angkasa Semesta
Penelitian ini diharapkan dapat manfaat yang baik bagi perusahaan dalam mengambil langkah-langkah serta kebijakan-kebijakan dalam mutu pelayanan bagasi penumpang sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan citra perusahaan.
c.         Bagi STMT Trisakti
Sebagai informasi tambahan dan sumbangaan ilmu mengenai kinerja dalam hal penanganan bagasi penumpang dan sebagai data dokumentasi perpustakaan.

D.      Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan teknik manajemen operasi/produksi pendekatan Diagram Sebab Akibat atau Fishbone Diagram. Di mana variabel penelitian meliputi variabel sebab terjadinya missing baggage dalam hal ini sebagai variabel akibat.
1.         Jenis dan sumber data
a.         Data primer
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian lapangan. Perolehan data primer dilakukan melalui kuesioner dan pengamatan dilapangan.
b.        Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip dari buku-buku, majalah, dan literature yang berhubungan dengan materi yang dibahas.


2.         Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan 2009:237 dikutip dari Nazir-2004). Berkaitan dengan penggunaan pendekatan Fishbone Diagram yang mana proses analisisnya mencari penyebab dan  mengapa terjadinya penyebab, maka populasi sebagai obyek penelitiannya adalah pengguna jasa  untuk variabel mencari penyebab dan pihak manajemen  untuk variabel mengapa terjadinya penyebab.
Populasi pengguna jasa/pelanggan sebanyak 50 orang, sedangkan  populasi pihak manajemen sebanyak 5 orang
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (1983, : 107) menyatakan: “Apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih” Dalam hal ini populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah  sampel yang diambil 50 orang pelanggan dan 5 orang pihak manajemen.
3.         Metode pengumpulan data
a.        Riset Lapangan (Field Research)
Data diperoleh  dengan penelitian langsung ke PT. Jasa Angkasa Semesta di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Data diperoleh melalui:
1)        Observasi, merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang dicermati secara langsung.
2)        Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau angket yang akan diisi oleh pihak terkait atau responden.
b.        Riset Kepustakaan
Mengumpulkan data dengan cara membaca dan mengutip dari buku, laporan jurnal ilmiah, dan tulisan yang mengandung informasi dan mendukung landasan teoritis mengenai masalah yang sedang diteliti.
4.         Metode analisis data
Untuk mencari penyebab terjadinya missing baggage (AHL) di divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta maka teknik analisis data yang digunakan penulis adalah fishbone diagram atau diagram sebab akibat menurut Vincent Gasper (1998 : 79), yaitu analisis yang digunakan untuk menunjukan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara menganalisis apa yang yang terjadi dari suatu proses.
Untuk mengetahui mengapa suatu  masalah terjadi dan memerlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah atau akibat dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.         Rumuskan masalah utama yang penting dan mendesak untuk diselesaikan dan tuliskan masalah utama di kepala ikan, kemudian gambarkan tulang-tulang ikan.
b.        Pada tulang besar dituliskan penyebab primer masalah. Kemudian pada tulang berukuran kecil dituliskan penyebab sekunder yang berpengaruh terhadap penyebab utama.
c.         Tentukan penyebab yang penting dari setiap faktor penting yang berpengaruh nyata pada suatu masalah atau penyebab utama. (lihat gambar 1.1)

Gambar 1.1
Bentuk umum diagram sebab akibat


 









       
  









  Sumber data : Vincent Gaspersz (1998)

Selanjutnya dalam mengolah data penulis menggunakan teknik Brainstorming, menurut Vincent gasperz (1998 : 72). Brainstorming membantu membangkitkan ide-ide alternatifdan persepsi dalam suatu tim kerja (teamwork) yang bersifat terbuka dan bebas (tidak malu-malu). Brainstorming dapat digunakan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1.        Menentukan penyebab yang mungkin dari penurunan produktivitas perusahaan dan/atau solusi terhadap masalah produktivitas itu.
2.        Memutuskan masalah produktivitas apa yang perlu diselesaikan.
3.        Anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan menyumbangkan ide-ide mereka.
4.        Menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi alternative.
5.        Kreatifitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan.
6.        Fasilitator dapat secara efektif mengelola tim.
Untuk mendukung penggunaan alat analisis diagram sebab akibat ini, penulis menyusun kisi-kisi instrument penelitian lihat (tabel 1.1)


Tabel 1.1
Membuat Format Kisi-kisi Instrument Penelitian
KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS
(AKIBAT)
KATEGORI UTAMA
TIPE KATEGORI
UTAMA (TIPE FAKTOR PENYEBAB)
BUTIR PERTANYAAN
JUMLAH
TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) DI DIVISI LOST AND FOUND PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA
1. SDM
a. Kedisiplinan 
1a
4
b Kerjasama
1b
c. ketrampilan
1c
d. Karyawan memadai
1d
2 METODE
a. Prosedur
2a
2
b. Kehadiran
2b
3. PERALATAN
a. Fungsi
3a
2
b.  Kelengkapan
3b
4. PENGAWASAN
a. Tindakan
4a
2
b. Rutinitas
4b
5. INFORMASI
a.Tata cara peraturan
5a
1
Sumber Data : Sugiyono (2009:149)

Instrumen  penelitian berbentuk instrumen penilaian  variabel sebab  terjadinya missing baggage Singapore Air Lines pada divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta Bandar Udara Soekarno-Hatta, dengan menggunakan Skala Guttman dapat dibuat (a) Dalam bentuk pilihan ganda, (contoh : a. Ya ; b. Tidak); dan (b) Dalam bentuk checklist, jawaban responden dapat berupa skore tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0), contoh : a. Ya (1) ; b. Tidak (0). Sedangkan untuk variabel akibat atau terjadinya missing baggage  dengan cara 5 Why Keyes.
Penilaian penetapan faktor Bermasalah (BM) dan Tidak Bermasalah (TBM) dilakukan dengan cara pengukuran dengan statistik perhitungan rata-rata tengah (Mean). Menurut Sugiyono (2007 : 42), yaitu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.


∑Xi
Me =    
               n
 
 

Rumus
                                                                                 
              

Dimana :
Me         =       mean (rata-rata)
           =       Epsilon (baca jumlah)
Xi            =       Nilai X ke i sampai ke  n
n            =      Jumlah individu
Hasil yang didapat adalah kumpulan dari faktor bermasalah yang kemudian terurut berdasarkan besaran nilai % bermasalahnya, mulai dari urutan pertama dengan nilai terbesar sd urutan terakhir dengan nilai bermasalah terkecil. Urutan bermasalah tersebut tentunya harus diuji secara statistik apakah sudah merupakan urutan faktor bermasalah yang terangking sebenarnya. Pengujian dapat dilakukan dengan memberikan nilai bobot untuk setiap  faktor bermasalah tadi bermasalah, dengan cara menggunakan pendekatan bobot kebalikan. Menurut M. Syamsul Ma’Arif dan Hendri Tanjung (2003 : 194) , metode pemeringkatan faktor adalah proses identifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Caranya adalah dengan mengkuantifikasi data yang bersifat kualitatif. Faktor rating dilakukan dengan prosedur Memberikan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi; dihitung dengan membagikan  kebalikan urutannya dengan total jumlah atau urutan.  
Pelaksanaan pembobotan dengan catatan tidak boleh kurang dari nilai terkecil urutan bermasalah  (misalnya 1) dan tidak boleh lebih dari  nilai terbesar urutan bermasalah (misalnya 7). Proses perhitungannya dimulai dengan pilihan urutan kebalikan dimulai  dari urutan terbawah dulu dan bila setiap hasilnya kurang dari nilai urutan terkecil 1 atau lebih besar dari nilai urutan terbesar 7 berarti tidak dipakai/gagal, dan untuk selanjutnya dimulai perhitungan kembali pada urutan kedua terbawah dan seterusnya sampai didapat hasil yang tidak kurang dari nilai terkecil 1 atau tidak lebih dari nilai urutan terbesar 7. Hasil akhir setiap sel yang terisi hasil pembobotan terpilih di atas dibagi  terhadap jumlah atau ∑ pd kolom  urutan bermasalah, dan hasil yang didapat atau harus berjumlah = 1 (satu), kemudian menetapkan ranking faktor bermasalah yang sebenarnya lihat secara lengkap table 1.2
Tabel I.2
Contoh Bobot kebalikan Faktor Penyebab Bernilai
NO
ITEM PERNYATAAN TIPE FAKTOR/PENYEBAB
BERMASALAH
PEMBOBOTAN & RANKING
%
URUTAN
URUTAN KEBALIKAN
NILAI BOBOT
RANKING TIPE KATEGORI UTAMA
1
2
3
4
5
6
7
1B
A
56.67%
6
+ ß    2
0,071
A ( 6 )
1C
B
60.00%
5
3
0,107
B  ( 5 )
2A
C
66.67%
3
5
0,179
C ( 3 )
2B
D
63.33%
4
4
0,143
D ( 4 )
3A
E
73.33%
1
7
0,250
E  (1 )
4
F
56.67%
7
1
0,036
F( 7 )
5
G
70.00%
2
6
0,214
G(2 )


TOTAL =
28

1.000

Sumber : M. Syamsul Ma’Arif dan Hendri Tanjung (2003 : 194) – diolah
Nilai urutan kebalikan 2 (kolom 5) adalah  urutan kebalikan terbawah yang hasilnya tidak kurang dari nilai urutan terkecil 1 dan tidak lebih dari nilai urutan terbesar 7

E.       Sistematika Penulisan
Adapun materi skripsi yang dibahas menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I                  PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
 penulisan.
BAB II    LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulisan mengenai pengertian atau konsep dan teori yang digunakan untuk penyusunan skripsi, dan diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian sesuai dengan judul skripsi dan pokok permasalahan,.
BAB III   GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA
Dalam bab ini penulis menguraikan secara umum sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta kegiatan usaha perusahaan.
BAB IV   ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menganalisis dan membahas pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I yaitu : tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines ; faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines ; akar penyebab masalah terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektipnya
BAB V    PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan  hasil akhir analisis dan pembahasan yang dikemukakan pada Bab 4, berupa kesimpulan  dari analisis dan pembahasan  pokok permasalahan  dan tujuan penelitian  dan memberikan saran dari hasil kesimpulan tersebut, sebagai bahan masukan bagi perusahaan dan pihak lain.




















BUKU REFERENSI FISHBONE DIAGRAM :
Gaspersz Vincent, 1998, Manajemen Produktivitas Total, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Jay Heizer, Barry Render, 2005, Operations Management, Edisi Ketujuh Buku 1 Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
M.Syamsul Ma’arif. Hendri Tanjung., 2003, Manajemen Operasi, Penerbit Graznido, Jakarta.
Nurul Zuriah. 2009, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta, PT.Bumi Aksara.
Richard Y.Chang, Matthew E. Niedzwiecki, 1998, Alat Peningkatan Mutu Jilid 1, Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Richard F. Gerson, 2001, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Penerbit PPM, Jakarta.

BUKU REFERENSI METODOLOGI PENELITIAN :
Arikunto, Suharsimi, 1996, Manajemen Penelitian, cetakan keempat, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Riduwan, Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, cetakan kelima, Alfabeta, Bandung.
Singgih Santoso, 2003, Statistik Diskriptif, Konsep Dan Aplikasi Dengan Microsoft Excell Dan SPSS, Andi, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar