Kamis, 21 April 2011

Febby Pratiwi Fardian ( 2341.10.039 )

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN SINGAPORE AIRLINES RUTE JAKARTA-SINGAPURA
di BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA
TAHUN 2010



                                          PROPOSAL SKRIPSI

                                                         OLEH

                                          FEBBY PRATIWI FARDIAN
                                              NIM  234110039


                                                      
                 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
                                                          JAKARTA - 2010/2011








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Sejarah mencatat bahwa alat transportasi telah digunakan manusia sejak dahulu untuk mempermudah pergerakan manusia dan juga untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Transportasi  sebagai urat nadi perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya pemerataan pembangunan. Tanpa adanya sistem transportasi yang handal, maka pembangunan pada suatu tempat akan mengalami berbagai hambatan. Seiring dengan perkembangan jaman, seluruh moda transportasi juga berkembang dengan pesatnya. Selain transportasi darat dan laut, saat ini moda transportasi udara (pesawat terbang) banyak digunakan oleh masyarakat luas.
               Dewasa ini perkembangan industri airlines semakin meningkat begitu pesat baik  itu di dalam negri atau di luar negeri. Seiring perjalanan waktu dan perkembangan dunia angkutan udara yang luar biasa, peranan pesawat udara sebagai sarana transportasi semakin penting bagi masyarakat yang membutuhkan waktu yang singkat yang langsung memberi peluang terhadap keinginan dan kebutuhan manusia untuk melakukan perjalanan menggunakan jasa angkutan udara.
             Jasa penerbangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi yang lain. Bila dibandingkan dengan moda transportasi yang lain transportasi udara memiliki kecepatan yang tinggi dan dapat digunakan secara flexible karna tidak terikat pada hambatan kecuali cuaca. Dengan keunggulan dalam hal kecepatan dan kenyamanan dalam pengoprasianya, maka jasa angkutan udara menjadi prioritas utama yang mana penumpang mengutamakan waktu dan keselamatan dalam memenuhi kebutuhan untuk pergi mencapai tempat tujuan.
             Mengingat dewasa ini peranan jasa transportasi udara yang melayani penumpang semakin meningkat dan semua menjadi kebutuhan masyarakat, maka pengoprasian perusahaan-perusahaan penerbangan yang melakukan kegiatan oprasinya mulai berkompetisi terutama dalam memberikan pelayanan untuk penumpang harus dapat melakukan antisipasi terhadap kebutuhan dari pelanggan yang menggunakan jasa penerbangan serta dapat mengambil langkah-langkah yang efektif terhadap pelayanan yang diberikan khususnya untuk mempertahankan tingkat pelayanan yang dilakukan.
             Singapore airline merupakan salah satu airline yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia. Singapore airline sendiri sudah memiliki kualitas yang sangat baik dan kepercayaan dari para pengguna jasanya baik itu orang asing ataupun orang indonesia sendiri . Dalam sehari terdapat 7 kali penerbangan untuk rute Jakarta-Singapura yaitu dengan nomor penerbangan SQ 951 jam 16.15, SQ 953 jam 9.20, SQ 957 jam 11.40, SQ 959 jam 14.10, SQ 961 jam 17.00, SQ 963 jam 19.05, SQ 967 jam 20.15 dengan jumlah penumpang kurang lebih 300 penumpang untuk sekali penerbangan.
             Terjadinya keterlambatan pesawat menjadi acuan yang harus diperbaiki oleh Singapore airline. Delay bisa juga terjadi dikarenakan oleh kerusakan mesin pesawat. Sehingga membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Dampak dari terlambat datangnya pesawat berakibat juga terhadap proses loading bagaasi penumpang yang akan berngkat untuk penerbangan selanjutnya.
             Banyaknya kendala-kendala yang dihadapi maka sebiknya masalah ini segera cepat diselesaikan agar kegiatan oprasional tidak terlambat dan akan berjalan dengan baik dan lancar. Dari latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk membahas ” Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Keterlambatan Singapore Airlines Rute Jakarta-Singapura di Bandar Udara Sekarno-Hatta Jakarta Tahun 2010 ".
B.   Perumusan Masalah
             Dalam pembahasan skripsi ini penulis mengkategorikan perumusan masalah dalam tiga kategori yaitu :
1.                      Identifikasi Masalah
              Bedasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut, adapun identifikasi masalahnya adalah :
a.       Kurangnya ketepatan waktu dalam proses loading dan unloading pada penanganan bagasi dan kargo.
b.      Pelayanan divisi gate kurang tanggap dan cepat.
c.       Terbatasnya jumlah staff.
2.                      Batasan masalah
                     Bedasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi pada masalah penyebab yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan Singapore airlines rute Jakarta-Singapura di terminal 2 D bandar udara Soekarno-Hatta tahun 2010.
3.                      Pokok Permasalahan
         Bedasarkan identifikasi masalah dan pembahasan di atas maka pokok permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Bagaimana gambaran delay Singapore airlines pada rute Jakarta-singapura di bandar udara Soekarno-Hatta bulan Januari - Juni tahun 2010?
b.      Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya delay Singapore airlines pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Soekarno-Hatta bulan Januari - Juni tahun 2010?
c.       Bagaimana tindakan efektif perusahaan terhadap akar penyebab  terjadi delay Singapore Airline pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Seokarno-Hatta Januari-Juni tahun 2010?
d.      Apa akar penyebab dari masing-masing faktor yang mempengaruhi terjadinya delay Singapore airline pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Soekarno-Hatta?
C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
   1.     Tujuan penelitian
a.        Untuk mengetahui gambaran delay Singapore airline pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Soekarno-Hatta tahun 2010.
b.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya delay Singapore airlines pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Soekarno-Hatta bulan Januari - Juni tahun 2010.
c.       Untuk mengetahui akar penyebab dari masing-masing faktor yang mempengaruhi terjadinya delay Singapore airlines pada rute Jakarta-Singapura di bandar udara Soekarno-Hatta tahun 2010.
d.      Untuk mengetahui tindakan efektif perusahaan terhadap akar penyebab masalah terjadinya delay Singapore airlines pada rute Jakarta-singapura di bandar udara Soekarno-Hatta tahun 2010.
           2.    Manfaat Penelitian
a.       Bagi penulis
             Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai diagram sebab-akibat atau yang lebih dikenal sebagai diagram tulang ikan dan juga mengetahui bagaimana suatu proses untuk mencari solusi dari pokok permasalahan penyebab terjadinya delay serta sebagai salah satu syarat dalam pencapaian gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen transpor udara pada progran strata satu di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor ( STMT ) Trisakti Jakarta.
b.      Bagi Perusahaan 
              Diharapkan kiranya dapat menjadi bahan masukan serta bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan dalam langkah-langkah kebijakan , agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi dari suatu akar permasalahan yang timbul dan menemukan suatu solusi yang terbaik bagi kelangsungan perusahaan.
c.       Bagi Lembaga STMT Trisakti dan Masyarakat
             Penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan masukan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa maupun praktisi akademis yang membutuhkan refernsi atau sebagai informasi sesuai dengan kepentinganya dan sebagai bahan masukan untuk dapat memecahkan suatu dari permasalahan yang muncul.
  D.  Metodologi Penelitian
           1.    Metode pengumpulan data
Dalam penulisan skripsi ini metode data yang digunakan sebagai berikut :
a.       Jenis dan Sumber data
Pada penelitian ini sumber data yang diambil adalah :
1)  Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan di lapangan pada perusahaan yang menjadi objek penilitian.
2)  Data sekunder
Data sekunder merupakan data dalam bentuk yang sudah jadi dalam bentuk publikasi.
b.  Penelitian lapangan ( Field Research )
Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan guna mengamati secara langsung objek yang di teliti . Data ini merupakan data primer yang akan dalam menganalisis topik yang dipilih. Data ini merupakan data primer yang akan dipakai dalam menganalisis topik yang dipilih. Untuk dapat memperoleh data ini yaitu melalui :
1)  Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit atau kecil. Wawancara juga dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.
2)   Observasi
Yaitu melakukan dan pencatatan fakta yang dijumpai pada objek penelitian serta data yang diberikan oleh perusahaan instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan dan lainya. Populasi dari penyebaran kuesioner ini kepada staff pada divisi keberangkatan yang dilakukan pada saat penulis melakukan praktek kerja lapangan dan sampel diambil selama 5 hari yang disebarkan pada pukul 12 siang sampai pukul 3 sore.
3)     Angket ( Kuisioner )
Yaitu teknik pengupulan data dengan memberikan atau menyebabkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatif jawaban telah disediakan.
c.  Penelitian Kepustakaan ( Library research )
Penilitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang terdapat di perpustakaan ( mengenai analisis fishbone ) serta data-data dari sumber tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2.    Metode  Analisa Data
          Untuk dapat mencari penyebab yang mempengaruhi terjadinya delay Singapore airlines rute Jakarta-Singapura di Bandar udara Soekarno-Hatta tahun 2010, maka teknik analisa yang digunakan adalah Cause and Effect Diagram atau yang lebih dikenal dengan diagram sebab akibat menurut Vincent Gasperz ( 1998:79) adalah suatu diagram yamng menujukan suatu hubungan antara sebab dan akibat, diagram tersebut dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram sebab-akibat ini juga sering disebut Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan atau diagram Ishikawa (Ishikawa’s Diagram) karma pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953.
             Untuk mendukung penggunaan alat analisis diagram sebab akibat ini maka penulis menyusun kisi-kisi instrument penelitian (Tabel 1.1) di bawah ini :





TABEL 1.1
Membuat Format Kisi – Kisi Instrumen penelitian
Karakteristik Produktivitas
(Akibat)
Kategori Utama (Faktor Penyebab)
Tipe Kategori Utama 
 ( Tipe Faktor penyebab )
Item Pernyataan
Faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan Singapore Airlines rute Jakarta – Singapura di bandar udara Soekarno – Hatta Jakarta tahun 2010
Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterampilan
1a
Jumlah Staff
1b
Koordinasi
1c
Metode kerja dan Prosedur
Waktu Kerja
2a
Proses Kerja
2b
Proses Pemeriksaan
2c
Prosedur
2d
Mesin
Kerusakan Mesin Pesawat
3
Material Supplies
Keterlambatan catering kedalam pesawat
4
Sumber: Data diolah penulis
Berdasarkan format kisi – kisi penelitian yang tertuang pada tabel diatas dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada karyawan PT. Jasa Angkasa Semesta dengan cara memberikan check list jawaban ya atau tidak, hal ini dikarenakan penulis menginginkan jawaban yang tepat tidak berbelit belit kepada angket tertuamg. Sedangkan alat ukur penelitian (angket / kuisioner penelitian ) pada tabel dengan tingkat pengukuran terhadap angket (alat ukur penelitian) pengukuran interval atau ratio dikotomi (dua alternativ berbeda) yaitu Ya dan Tidak atau disebut dengan pilihan ganda.
Skala pengukuran tersebut dikenal dengan pengukuran skala Guttman. Riduwan (2004:09) Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas , tegas dan konsisten yang merupakan skala komulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yangberbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaaan yang kurang berbobot lainya (Misal : Yakin-Tidak yakin, Ya-Tidak, Benar-Salah, Pernah-Belum, dll).
Skala Guttman dapat dibuat dalambentuk :
a.       Checklist, jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0), contoh : a. Ya (1) ; b. Tidak (0)
b.      Pilihan Ganda (Contoh : a. Ya ; b. Tidak )
 E.   Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis mengkaji sekaligus mempelajari  materi skripsi ini maka penulis menyajikan satu sistematika pembahasan yang dibagi menjadi lima bab dan setiap bab dibagi menjadi sub bab :
BAB I             PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II            LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan penulis sebagai acuan penelitiannya dan sebagai dasar analisis pembahasan. Bab ini menguraikan tentang pengertian ground handling, pengertian delay, faktor-faktor keterlambatan, produktivitas serta metode analisis fishbone.
BAB III          GAMBARAN UMUM PT. SINGAPORE AIRLINES
Pada bab ini aka diuraikan sejarah singkat organisasi dan manajemen , serta krgiatan usaha PT. Singapore Airlines.
BAB IV          ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai analisis data menggunakan Fishbone teory yang membahas mengenai permasalahan yang timbul dalam terjadinya delay rute Jakarta – Singapura dan mencari solusi dari permasalahan yang timbul.
BAB V            PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran – saran kepada pihak Singapore Airlines.






DAFTAR PUSTAKA





www.google.com
referensi skripsi tahun 2009/2010





A.    






Rabu, 06 April 2011

TIA SARAH (224108092)



ALAT ANALISIS FISHBONE DIAGRAM


PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) SINGAPORE AIRLINES DI DIVISI LOST AND FOUND PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2010

Disusun Oleh,
TIA SARAH
224108092

TUGAS SEMINAR
KELAS B

A.      Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan, harga, dan promosi. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat tersebut salah satu perusahaan penerbangan yang mencoba mempromosikan produknya dengan cara meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, terutama terhadap penumpangnya contohnya Singapore Airlines (SQ).
Singapore Airlines merupakan salah satu maskapai yang menjadi anggota IATA yang beranggotakan sedikitnya 240 maskapai penerbangan. Untuk menunjang aktivitas kegiatan penerbangan, tentunya Singapore Airlines memerlukan mitra yang dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional di darat, seperti menangani bagasi, penumpang, cargo, dan pos atau yang sering disebut dengan perusahaan ground handling.
Ground handling merupakan suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasi. Cargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di bandar udara, baik untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan (arrival). Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat mengetahui ruang lingkup dan batasan pekerjaan ground handling yaitu pada fase  Pre Flight  dan Post Flight yaitu penanganan penumpang dan pesawat selama berada di bandar udara.
PT. Jasa Angkasa Semesta atau lebih sering dikenal dengan PT. JAS merupakan salah satu perusahaan ground  handling yang memiliki bisnis utama sebagai pelaksana dan pendukung kegiatan penerbangan di kawasan bandar udara yang sesuai dengan standar pelayanan ground handling yang dikeluarkan oleh IATA (International Air Transport Association).
Salah satu pelayanan terhadap penumpang berarti juga pelayanan terhadap barang bawaan penumpang (bagasi). Bagasi penumpang harus dikelola dengan sebaik mungkin karena berhubungan langsung dengan kepuasan konsumen dan agar tidak terjadi kekeliruan didalam penanganannya seperti kehilangan, kerusakan, tertinggal di bandar udara, dan terbawa di pesawat dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut maka penumpang yang mengalami kejadian seperti di atas harus segera melapor kepada bagian yang terkait yaitu unit lost and found di Airport agar dapat segera ditindaklanjuti. Kasus-kasus yang terjadi dapat dikelompokan sebagai berikut : (a) Missing baggage dengan kode AHL; (b) On Hand Baggage dengan kode OHD; (c) Damage pilferage baggage  (Damage/Pilferage) dengan kode DPR
Salah satu kasus yang sering terjadi di unit lost and found adalah missing baggage (AHL), untuk itu berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji atau menganalisis lebih lanjut dan mengemukakan kasus missing baggage (AHL) tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul : “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) SINGAPORE AIRLINES DI DIVISI LOST AND FOUND PT JASA ANGKASA SEMESTA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2010”.

B.       Perumusan Masalah
1.         Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut:
a.         Terbatasnya fasilitas peralatan Ground Handling.
b.        Lambatnya pengawasan petugas dalam hal penanganan bagasi penumpang.
c.         Sumber Daya Manusia yang tidak terampil dibidangnya.
d.        Sering terjadinya kehilangan bagasi atau missing baggage (AHL).
2.         Batasan Masalah
Masalah utama penelitian ini sering terjadinya kehilangan bagasi atau missing baggage (AHL) sebagai variabel yang dijelaskan (karakteristik akibat) yang dibatasi mencari faktor-faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines (sebagai variabel yang menjelaskan atau faktor sebab),  pada divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta tahun 2010.
3.         Pokok Permasalahan
Berdasarkan  batasan  masalah di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a.         Bagaimana tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010?
b.        Apa faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010?
c.         Apa akar penyebab masalah terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektip dari divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta?
C.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan berbagai penelitian yang semuanya bertujuan :
a.         Untuk mengetahui tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010.
b.        Untuk mengetahui  faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines yang ditangani divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta pada tahun 2010.
c.         Untuk mengetahui akar penyebab masalah dari terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektip dari divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta.
2.         Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan tertentu antara lain :
a.         Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam mempelajari bagaimana penanganan bagasi penumpang yang dilakukan PT. Jasa Angkasa selaku ground handling company terhadap kehilangan bagasi sekaligus untuk memenuhi persaratan akademik dalam rangka mendapatkan  gelar sarjana ekonomi pada STMT TRISAKTI.
b.        Bagi PT. Jasa Angkasa Semesta
Penelitian ini diharapkan dapat manfaat yang baik bagi perusahaan dalam mengambil langkah-langkah serta kebijakan-kebijakan dalam mutu pelayanan bagasi penumpang sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan citra perusahaan.
c.         Bagi STMT Trisakti
Sebagai informasi tambahan dan sumbangaan ilmu mengenai kinerja dalam hal penanganan bagasi penumpang dan sebagai data dokumentasi perpustakaan.

D.      Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan teknik manajemen operasi/produksi pendekatan Diagram Sebab Akibat atau Fishbone Diagram. Di mana variabel penelitian meliputi variabel sebab terjadinya missing baggage dalam hal ini sebagai variabel akibat.
1.         Jenis dan sumber data
a.         Data primer
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian lapangan. Perolehan data primer dilakukan melalui kuesioner dan pengamatan dilapangan.
b.        Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip dari buku-buku, majalah, dan literature yang berhubungan dengan materi yang dibahas.


2.         Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan 2009:237 dikutip dari Nazir-2004). Berkaitan dengan penggunaan pendekatan Fishbone Diagram yang mana proses analisisnya mencari penyebab dan  mengapa terjadinya penyebab, maka populasi sebagai obyek penelitiannya adalah pengguna jasa  untuk variabel mencari penyebab dan pihak manajemen  untuk variabel mengapa terjadinya penyebab.
Populasi pengguna jasa/pelanggan sebanyak 50 orang, sedangkan  populasi pihak manajemen sebanyak 5 orang
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (1983, : 107) menyatakan: “Apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih” Dalam hal ini populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah  sampel yang diambil 50 orang pelanggan dan 5 orang pihak manajemen.
3.         Metode pengumpulan data
a.        Riset Lapangan (Field Research)
Data diperoleh  dengan penelitian langsung ke PT. Jasa Angkasa Semesta di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Data diperoleh melalui:
1)        Observasi, merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang dicermati secara langsung.
2)        Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau angket yang akan diisi oleh pihak terkait atau responden.
b.        Riset Kepustakaan
Mengumpulkan data dengan cara membaca dan mengutip dari buku, laporan jurnal ilmiah, dan tulisan yang mengandung informasi dan mendukung landasan teoritis mengenai masalah yang sedang diteliti.
4.         Metode analisis data
Untuk mencari penyebab terjadinya missing baggage (AHL) di divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta maka teknik analisis data yang digunakan penulis adalah fishbone diagram atau diagram sebab akibat menurut Vincent Gasper (1998 : 79), yaitu analisis yang digunakan untuk menunjukan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara menganalisis apa yang yang terjadi dari suatu proses.
Untuk mengetahui mengapa suatu  masalah terjadi dan memerlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah atau akibat dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.         Rumuskan masalah utama yang penting dan mendesak untuk diselesaikan dan tuliskan masalah utama di kepala ikan, kemudian gambarkan tulang-tulang ikan.
b.        Pada tulang besar dituliskan penyebab primer masalah. Kemudian pada tulang berukuran kecil dituliskan penyebab sekunder yang berpengaruh terhadap penyebab utama.
c.         Tentukan penyebab yang penting dari setiap faktor penting yang berpengaruh nyata pada suatu masalah atau penyebab utama. (lihat gambar 1.1)

Gambar 1.1
Bentuk umum diagram sebab akibat


 









       
  









  Sumber data : Vincent Gaspersz (1998)

Selanjutnya dalam mengolah data penulis menggunakan teknik Brainstorming, menurut Vincent gasperz (1998 : 72). Brainstorming membantu membangkitkan ide-ide alternatifdan persepsi dalam suatu tim kerja (teamwork) yang bersifat terbuka dan bebas (tidak malu-malu). Brainstorming dapat digunakan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1.        Menentukan penyebab yang mungkin dari penurunan produktivitas perusahaan dan/atau solusi terhadap masalah produktivitas itu.
2.        Memutuskan masalah produktivitas apa yang perlu diselesaikan.
3.        Anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan menyumbangkan ide-ide mereka.
4.        Menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi alternative.
5.        Kreatifitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan.
6.        Fasilitator dapat secara efektif mengelola tim.
Untuk mendukung penggunaan alat analisis diagram sebab akibat ini, penulis menyusun kisi-kisi instrument penelitian lihat (tabel 1.1)


Tabel 1.1
Membuat Format Kisi-kisi Instrument Penelitian
KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS
(AKIBAT)
KATEGORI UTAMA
TIPE KATEGORI
UTAMA (TIPE FAKTOR PENYEBAB)
BUTIR PERTANYAAN
JUMLAH
TERJADINYA MISSING BAGGAGE (AHL) DI DIVISI LOST AND FOUND PADA PT JASA ANGKASA SEMESTA
1. SDM
a. Kedisiplinan 
1a
4
b Kerjasama
1b
c. ketrampilan
1c
d. Karyawan memadai
1d
2 METODE
a. Prosedur
2a
2
b. Kehadiran
2b
3. PERALATAN
a. Fungsi
3a
2
b.  Kelengkapan
3b
4. PENGAWASAN
a. Tindakan
4a
2
b. Rutinitas
4b
5. INFORMASI
a.Tata cara peraturan
5a
1
Sumber Data : Sugiyono (2009:149)

Instrumen  penelitian berbentuk instrumen penilaian  variabel sebab  terjadinya missing baggage Singapore Air Lines pada divisi lost and found PT. Jasa Angkasa Semesta Bandar Udara Soekarno-Hatta, dengan menggunakan Skala Guttman dapat dibuat (a) Dalam bentuk pilihan ganda, (contoh : a. Ya ; b. Tidak); dan (b) Dalam bentuk checklist, jawaban responden dapat berupa skore tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0), contoh : a. Ya (1) ; b. Tidak (0). Sedangkan untuk variabel akibat atau terjadinya missing baggage  dengan cara 5 Why Keyes.
Penilaian penetapan faktor Bermasalah (BM) dan Tidak Bermasalah (TBM) dilakukan dengan cara pengukuran dengan statistik perhitungan rata-rata tengah (Mean). Menurut Sugiyono (2007 : 42), yaitu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.


∑Xi
Me =    
               n
 
 

Rumus
                                                                                 
              

Dimana :
Me         =       mean (rata-rata)
           =       Epsilon (baca jumlah)
Xi            =       Nilai X ke i sampai ke  n
n            =      Jumlah individu
Hasil yang didapat adalah kumpulan dari faktor bermasalah yang kemudian terurut berdasarkan besaran nilai % bermasalahnya, mulai dari urutan pertama dengan nilai terbesar sd urutan terakhir dengan nilai bermasalah terkecil. Urutan bermasalah tersebut tentunya harus diuji secara statistik apakah sudah merupakan urutan faktor bermasalah yang terangking sebenarnya. Pengujian dapat dilakukan dengan memberikan nilai bobot untuk setiap  faktor bermasalah tadi bermasalah, dengan cara menggunakan pendekatan bobot kebalikan. Menurut M. Syamsul Ma’Arif dan Hendri Tanjung (2003 : 194) , metode pemeringkatan faktor adalah proses identifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Caranya adalah dengan mengkuantifikasi data yang bersifat kualitatif. Faktor rating dilakukan dengan prosedur Memberikan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi; dihitung dengan membagikan  kebalikan urutannya dengan total jumlah atau urutan.  
Pelaksanaan pembobotan dengan catatan tidak boleh kurang dari nilai terkecil urutan bermasalah  (misalnya 1) dan tidak boleh lebih dari  nilai terbesar urutan bermasalah (misalnya 7). Proses perhitungannya dimulai dengan pilihan urutan kebalikan dimulai  dari urutan terbawah dulu dan bila setiap hasilnya kurang dari nilai urutan terkecil 1 atau lebih besar dari nilai urutan terbesar 7 berarti tidak dipakai/gagal, dan untuk selanjutnya dimulai perhitungan kembali pada urutan kedua terbawah dan seterusnya sampai didapat hasil yang tidak kurang dari nilai terkecil 1 atau tidak lebih dari nilai urutan terbesar 7. Hasil akhir setiap sel yang terisi hasil pembobotan terpilih di atas dibagi  terhadap jumlah atau ∑ pd kolom  urutan bermasalah, dan hasil yang didapat atau harus berjumlah = 1 (satu), kemudian menetapkan ranking faktor bermasalah yang sebenarnya lihat secara lengkap table 1.2
Tabel I.2
Contoh Bobot kebalikan Faktor Penyebab Bernilai
NO
ITEM PERNYATAAN TIPE FAKTOR/PENYEBAB
BERMASALAH
PEMBOBOTAN & RANKING
%
URUTAN
URUTAN KEBALIKAN
NILAI BOBOT
RANKING TIPE KATEGORI UTAMA
1
2
3
4
5
6
7
1B
A
56.67%
6
+ ß    2
0,071
A ( 6 )
1C
B
60.00%
5
3
0,107
B  ( 5 )
2A
C
66.67%
3
5
0,179
C ( 3 )
2B
D
63.33%
4
4
0,143
D ( 4 )
3A
E
73.33%
1
7
0,250
E  (1 )
4
F
56.67%
7
1
0,036
F( 7 )
5
G
70.00%
2
6
0,214
G(2 )


TOTAL =
28

1.000

Sumber : M. Syamsul Ma’Arif dan Hendri Tanjung (2003 : 194) – diolah
Nilai urutan kebalikan 2 (kolom 5) adalah  urutan kebalikan terbawah yang hasilnya tidak kurang dari nilai urutan terkecil 1 dan tidak lebih dari nilai urutan terbesar 7

E.       Sistematika Penulisan
Adapun materi skripsi yang dibahas menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I                  PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
 penulisan.
BAB II    LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulisan mengenai pengertian atau konsep dan teori yang digunakan untuk penyusunan skripsi, dan diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian sesuai dengan judul skripsi dan pokok permasalahan,.
BAB III   GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA
Dalam bab ini penulis menguraikan secara umum sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta kegiatan usaha perusahaan.
BAB IV   ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menganalisis dan membahas pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I yaitu : tingkat perkembangan missing baggage (AHL) Singapore Airlines ; faktor penyebab terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines ; akar penyebab masalah terjadinya missing baggage (AHL) Singapore Airlines dan tindakan efektipnya
BAB V    PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan  hasil akhir analisis dan pembahasan yang dikemukakan pada Bab 4, berupa kesimpulan  dari analisis dan pembahasan  pokok permasalahan  dan tujuan penelitian  dan memberikan saran dari hasil kesimpulan tersebut, sebagai bahan masukan bagi perusahaan dan pihak lain.




















BUKU REFERENSI FISHBONE DIAGRAM :
Gaspersz Vincent, 1998, Manajemen Produktivitas Total, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Jay Heizer, Barry Render, 2005, Operations Management, Edisi Ketujuh Buku 1 Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
M.Syamsul Ma’arif. Hendri Tanjung., 2003, Manajemen Operasi, Penerbit Graznido, Jakarta.
Nurul Zuriah. 2009, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta, PT.Bumi Aksara.
Richard Y.Chang, Matthew E. Niedzwiecki, 1998, Alat Peningkatan Mutu Jilid 1, Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Richard F. Gerson, 2001, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Penerbit PPM, Jakarta.

BUKU REFERENSI METODOLOGI PENELITIAN :
Arikunto, Suharsimi, 1996, Manajemen Penelitian, cetakan keempat, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Riduwan, Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, cetakan kelima, Alfabeta, Bandung.
Singgih Santoso, 2003, Statistik Diskriptif, Konsep Dan Aplikasi Dengan Microsoft Excell Dan SPSS, Andi, Yogyakarta.